Sejarah Singkat Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Pesawaran
Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Pesawaran merupakan perangkat daerah yang memiliki peran strategis dalam menjaga keselamatan masyarakat dari bahaya kebakaran dan berbagai kondisi darurat lainnya. Sebagai institusi penyelamatan, keberadaan Damkar sangat penting dalam mendukung pembangunan daerah yang aman, tertib, dan tangguh terhadap risiko bencana. Perjalanan panjang pembentukan dan perkembangan Damkar Pesawaran mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan layanan publik yang responsif dan profesional.
Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan salah satu daerah administratif baru di Provinsi Lampung yang resmi terbentuk pada tahun 2007. Dengan karakteristik geografis yang sangat beragamโterdiri dari pegunungan, kawasan pesisir, area pertanian, serta permukiman padatโPotensi terjadinya kebakaran di wilayah ini sangat besar. Risiko tersebut muncul dari berbagai sumber, seperti kebakaran rumah tinggal, lahan, hutan, pasar tradisional, tempat usaha, serta fasilitas umum lainnya. Selain itu, tingginya aktivitas transportasi darat dan laut juga menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi pemerintah daerah dalam hal keselamatan publik.
Pada masa-masa awal terbentuknya Kabupaten Pesawaran, upaya penanganan kebakaran masih dilakukan secara manual dan terbatas. Pemerintah belum memiliki satuan pemadam kebakaran yang berdiri sendiri. Jika terjadi kebakaran, penanganan biasanya melibatkan masyarakat sekitar secara gotong royong, atau bantuan dari kabupaten/kota terdekat seperti Bandar Lampung dan Pringsewu. Ketidaksiapan dalam hal armada, personel, dan sistem koordinasi menyebabkan respon terhadap kejadian kebakaran berjalan lambat dan sering kali tidak maksimal. Akibatnya, banyak insiden kebakaran yang menyebabkan kerugian besar, baik harta benda maupun jiwa.
Melihat pentingnya peran pemadam kebakaran dalam perlindungan masyarakat dan aset daerah, serta sebagai bagian dari pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) di sektor perlindungan publik, Pemerintah Kabupaten Pesawaran kemudian mengambil langkah strategis dengan membentuk Unit Pemadam Kebakaran di bawah struktur pemerintahan setempat. Unit ini dibentuk untuk menjadi cikal bakal dari dinas tersendiri yang nantinya akan berfungsi penuh sebagai lembaga teknis operasional di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Langkah awal pengembangan unit ini dimulai dari perekrutan personel yang memiliki latar belakang teknis serta pelatihan dasar pemadam kebakaran. Mereka dikirim ke pusat pelatihan Damkar baik di tingkat provinsi maupun nasional. Selain itu, pengadaan armada pemadam kebakaran dan peralatan dasar juga dilakukan secara bertahap. Pada awalnya hanya ada satu unit mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di pusat pemerintahan (Gedong Tataan), namun seiring waktu, jumlah armada ditambah dan pos-pos pemadam mulai dibangun di beberapa kecamatan strategis.
Pada tahun-tahun berikutnya, Unit Pemadam Kebakaran resmi ditingkatkan menjadi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Pesawaran. Dengan status ini, struktur organisasi menjadi lebih lengkap dan operasionalnya lebih mandiri. Dinas ini tidak hanya bertanggung jawab atas pemadaman api, tetapi juga mencakup pelayanan rescue (penyelamatan), edukasi pencegahan, inspeksi keselamatan kebakaran di gedung-gedung publik, serta pelatihan simulasi kebakaran untuk masyarakat.
Kehadiran Damkar sebagai dinas tersendiri juga memperkuat peran daerah dalam menjalankan fungsi-fungsi perlindungan masyarakat. Pelayanan mulai diperluas, dari yang semula hanya menangani kebakaran rumah dan bangunan, kini mencakup berbagai tugas penyelamatan seperti evakuasi korban banjir, penanganan kecelakaan lalu lintas, orang terjebak dalam sumur, bangunan roboh, hingga penanganan ular atau hewan liar di permukiman warga.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi perhatian utama dalam pembangunan Damkar Pesawaran. Para petugas secara berkala mengikuti pelatihan teknis, baik dari lembaga pelatihan dalam negeri maupun kerja sama dengan instansi terkait seperti BPBD, TNI, Polri, dan PMI. Selain itu, penerapan sistem piket siaga 24 jam dengan regu-regu khusus menjadikan pelayanan lebih cepat dan tanggap.
Tidak hanya bersifat reaktif, Damkar Pesawaran juga mengembangkan program pencegahan kebakaran berbasis edukasi masyarakat. Program ini mencakup sosialisasi penggunaan APAR, pelatihan evakuasi darurat, penyuluhan di sekolah, kantor, pasar, dan tempat ibadah. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menanamkan kesadaran masyarakat untuk memahami risiko kebakaran dan cara menghadapinya sejak dini.
Dari sisi kelembagaan, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Pesawaran terus membangun koordinasi lintas sektor dengan instansi vertikal dan horizontal. Kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan lembaga sosial memperkuat sistem penanganan darurat di tingkat kabupaten. Bahkan, dalam beberapa kesempatan bencana berskala besar, sinergi ini terbukti mampu menekan jumlah korban jiwa dan mempercepat proses pemulihan pascakejadian.
Kini, Damkar Pesawaran telah memiliki lebih dari satu pos pemadam kebakaran yang tersebar di wilayah rawan dan padat penduduk. Armada kendaraan dan alat-alat pendukung pun terus diperbarui, termasuk pengembangan sistem pelaporan berbasis digital untuk mempercepat koordinasi antarunit. Semua ini menjadi bukti bahwa Pemerintah Kabupaten Pesawaran serius dalam membangun pelayanan darurat yang tangguh, profesional, dan humanis.
Seiring dengan pertumbuhan daerah dan tantangan yang semakin kompleks, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Pesawaran berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitasnya. Sejarah yang dimulai dari keterbatasan kini menjelma menjadi kekuatan. Damkar Pesawaran siap menjadi benteng pelindung masyarakat, menyelamatkan jiwa, dan menjaga aset daerah dari bahaya kebakaran dan bencana lainnya. Dengan semangat pengabdian dan kerja nyata, Damkar terus melangkah menuju masa depan yang lebih aman dan tangguh.